Sep 12, 2017

Kereta Penghubung Para Perantau

16 Juli 2017, Kereta Api Krakatau Ekspress Relasi Blitar-Merak melakukan perjalanan terakhirnya dalam melayani penumpang dengan tujuan baik dari Blitar menuju Merak, maupun sebaliknya. Kereta ini akan  digantikan Ka. Singasari dengan relasi yang dipendekkan, yakni Blitar-Pasar Senen. Hal ini dilakukan karena faktor okupansi. Menurut PT.KAI, hal ini dilakukan mengingat okupansi Ka.Krakatau untuk relasi Merak-Pasar Senen. Selain itu, banyaknya warga dari sekitar Banten terutama Rangkas Bitung lebih sering menggunakan Ka Lokal menuju Tanah Abang dan berganti KRL untuk menuju lokasi selanjutnya yang akan dituju.

Mengenang Ka Krakatau
Sumber: kereta-api.info
Hilangnya Ka.Krakatau memang tidak sepenuhnya dihilangkan. Dengan kata lain, Ka.Singasari tetap akan melayani para penumpang yang akan menuju Jakarta maupun Banten. Namun, hingga Stasiun Pasar Senen saja. Penumpang bisa melanjutkan dengan menggunakan KRL dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Tanah Abang. Lalu, dilanjutkan KRL dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Rangkas Bitung. Bagi mereka yang tujuan akhirnya bukan di Stasiun Rangkas Bitung tentu harus melanjutkan perjalanannya dengan Ka. Lokal Merak. Pertanyaannya sekarang adalah efisien kah saat bepergian jarak jauh dengan transit beberapa kali? Analoginya adalah saat kita sudah berumur, membawa barang banyak, membawa anak, atau saat kereta kita ternyata berbarengan dengan para penumpang Ka yang merupakan mereka yang mengadu nasib di Jakarta dan sekitarnya tetapi memiliki rumah seperti di Parung Panjang bahkan Rangkas Bitung. Efisien kah?
KRL yang kurang manusiawi saat jam kerja
Sumber: Dokumen Pribad
Berhenti beroperasinya Krakatau tentu membuat sedih beberapa pelanggan setia. Saya membuat riset kecil dan membagi kedalam beberapa kategori, yaitu: Perantau (mahasiswa), Orang Tua, Pemudik antara pulau Jawa dan Sumatera, serta mereka dengan barang bawaan yang cukup banyak.
Lalu, apa gunanya saya meneliti hal tersebut?

Hal yang pertama saya dengar saat PT.KAI memutuskan untuk mengganti Ka. Krakatau menjadi Ka. Singasari adalah respon kesedihan dari beberapa teman saya yang merantau di Jogja. Sejak awal Ka.Krakatau beroperasi mulai dari relasi Merak-Madiun, Merak-Kediri, hingga Merak-Blitar, beberapa teman saya se-perantauan masih asik menggunakan Ka.Krakatau sebagai alternatif untuk kembali ke kampung halaman dari perantauan.

“Yaah, sedih yaah Krakatau dihapus. Jadi bingung deh entar balik ke Serang naik apa”. Curhat seorang teman yang tidak bisa menggunakan transportasi lain selain kereta api.

“kalau Krakatau dihapus entar ke Serang gimana yaa? Padahal udah enak ada kereta langsung sampe ke Serang. Bahkan Sampe pelabuhan malah. Jadi tinggal nyebrang aja naik kapal ke Lampung”. Curhat seorang teman yang berasal dari merak dan mudik ke Lampung.

“Kasian tau kalau bapak mau ke Madiun. Biasanya naik Krakatau dari Cilegon langsung turun di Madiun. Sekarang harus cari alternatif lain. Kalau harus naik lokal terus transit KRL kasian juga. Masa orang tua harus dempet-dempetan. Belum lagi kalau bawa barang bawaan banyak”. Curhat seorang teman yang orang tuanya pelanggan setia Krakatau dari Cilegon.

Sebenarnya curhatan serupa beberapa teman saya masih banyak. Namun, dari ketiga curhat diatas merupakan suara dari mereka yang memilih Ka.Krakatau sebagai pilihan utama untuk menuju Banten dan sekitarnya maupun menuju ke Jawa Tengah, DIY, hingga Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, dalam rangka Ulang Tahun KAI ke 72 tentu menjadi harapan bahwa Kai di Masa Mendatang juga dapat melayani daerah-daerah yang menjadi penghubung antar pulau. Tentu sebagai warga Banten saya merasa kesedihan cenderung iri dengan Banyuwangi. Dalam hal ini Banten merupakan sebuah provinsi yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Apalagi, Banten letaknya bertetangga dengan Ibu kota Indonesia DKI Jakarta. Akan tetapi, pilihan transportasi terutama kereta api sangat tidak ada yang melayani relasi jarak jauh. Mungkin kunjungan wisatawan yang akan ke Banten jauh lebih sedikit daripada yang akan ke Banyuwangi lalu melanjutkan perjalanan ke Pulau Dewata Bali. Namun, Banten juga butuh transportasi yang beragam seperti Mutiara Timur relasi Banyuwangi-Surabaya Gubeng PP. Ka.Sri Tanjung relasi Banyuwangi Baru – Lempuyangan PP. Atau Ka. Tawang Alun relasi Banyuwangi-Malang.

Opsi transit menggunakan KRL dan Ka.Lokal menurut saya bukan menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat baik yang berasal dari Lampung, Cilegon, Merak, Serang yang akan menuju kota-kota di Jawa. Karena efisiensi waktu dan menguras banyak tenaga. Apalagi KRL bukan moda transportasi yang tepat untuk mereka yang akan menghabiskan waktu perjalanan yang sangat lama.

Saran sederhana dari masyarakat awam seperti saya adalah dengan membuka Kereta Api komersil jarak sedang maupun jauh. Misalkan membuka relasi baru Yogyakarta-Merak, Solo-Merak, atau Madiun-Merak, ataupun membuka kembali relasi Kereta komersil seperti Ka.Argo Parahyangan yang melayani relasi Jakarta-Bandung dengan diaplikasikan relasi Merak-Pasar Senen.

Harapannya adalah PT.KAI di usia yang ke 72 tahun ini tetap melihat bagaimana kebutuhan dari masyarakat yang saat ini semakin mencintai Kereta Api sebagai moda transportasi yang utama. Sayapun demikian. Perjalanan yang nyaman selama di dalam kereta membuat saya jatuh hati kepada Kereta Api. Saya jatuh hati dengan Pelayanan Prima Untuk Semua Pelanggan dan Kenyamanan Penumpang. Karena sampai saat ini saya belum menemukan transportasi yang memberikan kenyamanan bagi para penumpangnya.

Dengan demikian PT.KAI dapat terus berinovasi dan semakin memperluas jaringannya terutama untuk wilayah Banten. Keberagaman transportasi dari dan menuju ke Banten merupakan mimpi bagi masyarakat seperti saya dan masyarakat lainnya yang merantau. Dan kembali ke tanah kelahiran dengan menggunakan moda transportasi yang aman, murah, dan nyaman. Saya sangat mendukung PT.KAI terus mewujudkan visi sebagai penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

Selamat Ulang Tahun PT.Kereta Api Indonesia (persero) yang ke 72!!
Teruslah berinovasi dengan mendengar penumpang setia-mu. Karena kenyamanan kami adalah kebahagiaan Kereta Api Indonesia. 

Semoga Warga Banten kembali bisa menikmati kenyamanan jalan-jalan ke Jogja, Solo, Kediri, Madiun, Blitar dengan menggunakan Kereta Api tanpa harus transit, rela berdesakan, dan buang-buang waktu. Karena di masa mendatang, akan bermunculan transportasi yang mengutamakan kenyamanan dan menjangkau seluruh masyarakat. 

0 comment: