Sep 3, 2015

Jangan Protes

"pak Jokowi tolong fasilitas publik ditambah dong"

Kata-kata sejenis itu sering gue liat ataupun sering gue denger di kehidupan sekitar gue. Yang nuntut hal gini pun biasanya mereka yang ada di fase remaja menuju dewasa. Atau dari fase anak kecil menuju alay (re: alay). Kenapa di fase usia segitu? Karena fase ini fase dimana hiburan itu sangat penting untuk menunjang kehidupan. Selain itu, pencarian jati diri dan keingin tauan yang tinggi membuat mereka seperti itu. Kurang gaul kalau belum kaya temennya. Gitu. Kenapa mintanya fasilitas publik? Bukan fasilitas yang non publik. Karena fase ini fase yang selalu ingin terlihat. Terlihat keren dimata temen, sahabat, bahkan sama gebetan yang sampe taun ke taun gak pernah jadian. Iya, dengan berada di fasilitas publik akan merasa keren. Apalagi kalau orang disekitar itu belum pernah nyoba atau tau fasilitas publik yang ada.

Gue, semenjak merantau sering pergi gak jelas cari tempat-tempat baru didaerah perantauan gue. Bukan traveller, belum pantes kalau disebut traveller. Biasanya kan traveller itu hampir agenda rutin berkeliling. Walau cuma keliling kampung.

Semenjak merantau itu juga gue mulai sedikit demi sedikit peka akan lingkungan disekitar gue yang sering ataupun yang jarang gue datengin. Contoh di kos dan diluar kos. Semenjak merantau juga gue mulai bisa lepas dari zona nyaman yang semenjak kecil belum tentu kefikiran. Coba baca ini deh sebelumnya biar ngerti kenapa gue pengen merantau. Yap, pengalaman tujuan utama gue. Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa masa muda adalah masa pencarian pengalaman terbaik. Gak percaya? buktiin sendiri tapi dengan sepenuh hati, bukan atas paksaan. Semenjak merantau itulah gue sering sedih ngeliat tempat-tempat baru yang gue kunjungi. Tempat itu bagus, tapi sayang kurang terawat. Entah pihak pengelolanya yang emang engga pernah memperbaiki atau emang pengunjungnya itu punya jiwa seni yang terlalu besar terutama dalam konteks melukis.

Gue sering banget semenjak di jogja ini berkunjung ke Taman Sari. Siapa yang gatau Taman Sari. Tempat pemandian ratu yang amat sangat terkenal baik di Jogja ataupun diluar Jogja. Kenapa terkenal? Karena ada kaitannya dengan keraton. Dulu, emang Taman Sari emang sering digunain buat ratunya raja di keraton Yogyakarta. Soal sejarah gue kurang paham. Gue cuma tau dan seneng kesini karena tempat ini (dulunya) pernah bersejarah, makanya sekarang dijadiin tempat wisata. Udah engga mungkin lagi ratu sama raja mandi berduaan di kolam besar.

Bukan sejarah yang pengen gue bahas. Gue mengambil satu contoh kecil karena banyak tempat bagus dan bersejarah ataupun tempat berlibur tapi kurang terawat atau kurang dirawat. Dan Taman Sari ini adalah salah satunya. Banyak banget seniman karbitan yang mencurahkan jiwa seninya di tembok-tembok yang ada di taman sari. Dari seni kata-kata sampai ke gambar absurd yang mungkin sama absurd nya kaya yang buat.

Gambar hati, siapa tau cinta mereka abadi













Seni menulis di dinding
Gambar diatas menunjukkan betapa gatelnya mereka kalau melihat tembok kosong dan bersih. Gatel kalau ke tempat baru itu tanpa meninggalkan jejak sepatah-dua patah kata disana. Gatel kalau engga ninggalin kenangan di tempat yang baru dikunjungi. Sangat disayangkan akibat ulah mereka yang gatel ini. Karena berkat mereka tempat ini penuh akan tulisan-tulisan. Dari curhat tentang cinta sampai curhat tentang binatang. Dari tentang sebuah nama sampai sekelompok nama. Gitu den. Sedikit titip salam aja buat mereka yang punya seni tinggi tapi mereka salah mencurahkannya, gini bunyi salamya:

"Kalau mau berlibur silahkan, tapi jangan tinggalkan jejak nakalmu disana"

Buat apa kalau kalian suka berkeliling di tempat yang indah sekalipun kalau cuma mau ngotorin tempat indah itu. Mending kamu masuk kamar, cuci kaki terus bobo manis. Mending jadi anak mama yang banyak ngabisin waktu dirumah daripada ngaku hobi jalan dan explore tapi cuma ngerusak. Mubazir.

Jangan protes kalau banyak fasilitas publik tapi engga sesuai sama yang diharapin kaya bersih, rapi, bahkan sampe wangi. Hargailah tempat barumu, seperti kamu menghargai keluarga barumu. Jangan lupa buang sampahmu di tempat yang telah disediakan. kalau engga ada tempat sampah bawa dulu, baru buang.

Jangan protes soal pemerintah yang katanya kurang memperhatikan fasilitas publik padahal kenyataannya berbeda. Jangan  protes, kalau tempat baru itu kurang nyaman karena ulahmu. Jangan Protes. Tinggalkan vandalisme. Tinggalkan budaya coret-coret sembarangan. Kalau mau berkarya, berkaryalah sesuka hatimu. Tapi pada tempatnya.

0 comment: