Apr 17, 2016

Haruskah Sarjana itu (Cumlaude)?

"Halaah, kuliah ngapain lulus cepet yang penting pengalamannya selama kuliah".

Salah satu temen gue pernah ada yang bilang gitu. Terus disatu sisi ada salah satu temen gue lagi bilang gini;

"Kamu kuliah terus lulus cumlaude, pas abis kuliah nganggur? sama aja bohong".

Dua pendapat di atas adalah pendapat yang paling gue ingat selama gue kuliah ini. Sah aja kalau ada pendapat yang bermacam-macam soal kuliah. Setiap orang berhak untuk berpendapat. Kan ini negara demokrasi. Walau kadang di negara ini demokrasi itu cuma buat orang yang berduit sama punya kekuasaan aja. Sisanya, cuma jadi tim hore bak suporter sepakbola yang selalu riuh di setiap pertandingannya. Kadang ada yang heboh, kadang juga ada yang duduk manis di tribun, tanpa nyanyi.
dari om gugel
Balik lagi ke soal per-kuliah-an. Buat gue kuliah adalah salah satu cara gue untuk mendapatkan ilmu. Ilmu yang di kasih dosen. Ilmu yang di dapet dari temen-temen seangkatan. Atau ilmu yang di dapet dari acara-acara yang diikuti. Ilmu bebas dapet darimana, selagi itu halal dan bermanfaat. Ilmu yang gue dapet bukan cuma dari kuliah aja. Gue membenarkan pernyataan pertama kalau kuliah itu harus punya banyak pengalaman. Tapi, yang engga gue benarkan adalah ngapain lulus cepet. Buat gue, lulus tepat waktu adalah impian setiap orang. Tapi, balik lagi, orang yang lulus cepet bukan berarti dia gak punya pengalaman selama kuliah. Cuma caranya setiap orang mencari pengalaman itu berbeda-beda.

Bayangin deh, kalau kita lulus terlalu lama dari target yang kita bahkan orang tua harapkan. Bohong kalau orang tua kita engga berharap anaknya bisa lulus tepat waktu. Orang tua pasti pengen liat anaknya lulus sarjana tepat waktu. Alasannya simple; biar anaknya gak nyusahin orang tua nya terus. Apalagi selama kuliah hobinya cuma menghabiskan uang bulanan yang kadang double. Atau yang lainnya deh. 

Gue, adalah salah satu anak yang punya (kewajiban) untuk lulus tepat waktu. Kewajiban itu sebenernya bukan keinginan dari orang tua gue, tapi mereka berharap kalau anaknya bisa lulus tepat waktu. Kenapa? karena gue adalah harapan dari orang tua sebagai anak pertama untuk membantu biaya adiknya sekolah. Masuk akal. Karena gak selamanya orang tua membiayai anaknya. Ada saat dimana anak itu membiayai adik dan orang tuanya. 

Harapan, doa, dan usaha pun emang harus terus dilakuin. Gak peduli gue terhambat di semester 2. Karena gue punya target dalam hidup. Dan harus terus kejar target-target selanjutnya. Dan target itu harus diwujudkan satu persatu.  

"manusia itu harus punya target. Supaya kedepannya jelas dia mau ke mana di masa depannya". -anonim- 

Gue percaya, target-lah yang akan menuntun kita untuk semangat menajalani segalanya. Tanpa target mungkin kita gatau mau kemana. Kaya burung yang tanpa arah, gak tau kapan dia harus terbang, kapan dia harus kembali ke sangkarnya untuk beristirahat. Dari target, kita juga tau kualitas diri. Itung-itung buat memperbaiki diri untuk target kedepannya. Target untuk lulus tepat waktu sekaligus cumlaude mungkin akan menjadi persembahan untuk mereka yang spesial.

Melihat mereka yang sudah di-wisuda plus selempang cumlaude buat gue iri. Gue iri karena gue pun ingin menggunakan selempang bertuliskan cumlaude. Mungkin gak? mungkin banget selagi mau terus berusaha. Dan belum ada yang terlambat sekarang. Setiap orang pasti ingin menyelesaikan pendidikannnya dengan hasil akhir yang sangat baik. Ilmu, pengalaman, dan hasil akhir yang baik juga akan jadi syarat yang memenuhi target nantinya. begitu-pun dengan orang tua. Betapa bahagianya. Melihat anaknya di wisuda saja sudah cukup bahagia, apalagi ditambah dengan selempang spesial. Tambah bahagia.

Balik lagi ke pernyataan yang kedua diatas. Gue percaya, usaha dan hasil itu akan seimbang. Selagi gue mau berusaha. Urusan pekerjaan yang akan datang itu cuma perihal gue mau engga nya buat mencari pekerjaan. Atau masih terbuaikan oleh hasil terakhir di perkuliahan. Jadi, masih mau buat lulus tepat waktu dan pakai selempang cumlaude di akhir studi?

0 comment: